Makalah IPA - AMDAL bidang ESDM
Selamat Tahun Baru 2015 ...
Tahun baru dan semangat baru, maaf ni gan akhir-akhir ini aku tidak nulis-nulis lagi di blog, karena kesibukanku dipendidikan, maklum bentar lagi kan UN. Tanpa basa-basi lagi di awal tahun ini aaku akan memposting salah satu tugas sekolahku, yaitu makalah IPA tentang AMDAL bidang ESDM
BAB 1
AMDAL dan ANDAL
1.
Pengertian AMDAL dan ANDAL
Pengertian AMDAL dan ANDAL Analisa
Dampak Lingkungan (ANDAL) adalah telaah secara cermat danmendalam tentang
dampak penting suatu kegiatan yang direncanakan. Sedangkan,Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah hasil studi mengenaidampak suatu kegiatan yang
direncanakan terhadap lingkungan hidup,yangdiperlukan bagi proses pengambilan
keputusan. Selanjutnya AMDAL dirumuskansebagai suatu analisis mengenai dampak
lingkungan dari suatu proyek yangmeliputi pekerjaan evaluais dan pendugaan
dampak proyek dari bangunanya, prosesnya maupun system dari proyek
terhadaplingungan yang berlanjut kelingkungan hidup. Sedangkan menurut PP
No. 27 Tahun 1999, pengertian AMDAL adalah kajian mengenai dampak besar dan
penting untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. Berdasarkan Amdal
dan Andal yang ada, umumnya dilatarbelakangi olehisu-isu yang menjadi
permasalahan dalam menanggapi keseimbangan lingkunganitu sendiri, diantaranya,:
1)Dampak perubahan bentang alam yang menyebabkan terjadinya gangguanestetika
lingkungan. 2)Kemungkinan terjadinya penurunan kualitas udara akibat pengerukan
dan penggalian oleh penggunaan alat berat yang menyebabkan penurunankesuburan
tanah. 3)Dampak peningkatan erosi tanah terhadap penurunan kualitas ekosistem
perairan sungai. 4)Gangguan satwa liar akibat hilangnya vegetasi penutup tanah.
5)Kemungkinan terjadinya air asam tambang yang menyebabkan gangguanterhadap
ekosistem darat dan perairan. 6)Penuruan kualitas udara akibat pengoperasian
alat-alat berat dan pengangkutan batubara yang menyebabkan penurunan kesehatan
masyarakat. 7)Penurunan kualitas sungai yang pada gilirannya akan menimbulkan dampak
sosial karena masyarakat setempat sangat tergantung pada keberadaan
sungaitersebut.
Dengan
adanya AMDAL pengambil keputusan mencoba melihat :
1.
Apakah
ada dampak pada kualitas lingkungan hidup yang melampaui batas toleransi yang
sudah ditetapkan
2.
Apakah
dalam menimbulkan dampak pada proyek lain atau kegiatan lain sehingga dapat
menimbulkan komplik
3.
Apakah
akan menimbulkan dampak negatif yang tidak dapat ditoleransi serta membahayakan
keselamatan masyarakat
4.
sejauhmana
pengaruhnya pada pengelolaan lingkungan yang lebih luas.
2.
Fungsi AMDAL
Fungsi AMDAL adalah sebagai
berikut:
•
AMDAL
berfungsi untuk menunjukkan tempat pembangunan yang layak pada suatu wilayah
beserta pengaruhnya,
•
AMDAL
berfungsi sebagai masukan dengan pertimbangan yang lebih luas bagi perencanaan
dan pengambilan keputusan pembangunan sejak awal, dan
•
AMDAL
berfungsi sebagai arahan/pedoman bagi pelaksanaan rencana kegiatan pembangunan
termasuk rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan
3.
Manfaat AMDAL
Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dengan
mengikuti Porsedur AMDAL yang benar. Berikut ini beberapa secara umum manfaat
yang bisa diperoleh dari adanya AMDAL:
1. Sebagai materi/bahan bagi perencanaan pembangunan
wilayah
2. Membantu proses pengambilan keputusan yang benar
tentang kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau
kegiatan/program.
3. Memberi masukan guna penyusunan disain secara rinci
teknis dari rencana usaha dan/atau kegiatan
4. Memberi masukan bagi penyusunan rencana pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup
5. Memberi informasi bagi masyarakat umum atas dampak
yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan
6. Amdal memberikan alternatif solusi minimalisasi
dampaktidak baik (negatif)
7. AMDAL digunakan untuk mengambil keputusan tentang penyelenggaraan/
pemberi ijin usaha dan/atau kegiatan.
4.
AMDAL bidang ESDM (Pertambangan batu bara)
AMDAL Pertambangan, kegiatan
pertambangan yaitu suatu kegiatan untuk mengambil bahan galian berharga dari
lapisan bumi, Selama kurun waktu 50 tahun, konsep dasar pengolahan relatif
tidak berubah, yang berubah adalah skala kegiatannya. Mekanisasi peralatan dan
teknologi pertambangan telah menyebabkan skala pertambangan semakin besar dan
ekstraksi kadar rendah pun menjadi ekonomis sehingga semakin luas dan dalam
lapisan bumi yang harus digali. Ini menyebabkan kegiatan tambang menimbulkan
dampak lingkungan yang besar dan penting. Dampak besar dan penting itulah yang
selanjutnya dikaji didalam AMDAL.
BAB II
BIDANG PERTAMBANGAN BATUBARA
1. Latar
Belakang
Indonesia merupakan salah satu
daerah penghasil tambang batu bara terbesar di dunia. Salah satu daerah
penghasil tambang terbesar di Indonesia adalah Kalimantan Selatan. Pertumbuhan
tambang di Kalimantan Selatan sendiri semakin pesat karena semakin banyak lahan
tambang baru yang ditemukan.
Namun pertumbuhan yang pesat tidak
diseimbangi dengan pengelolaan yang baik oleh pihak-pihak yang tidak
bertanggung jawab. Kurangnya sosialisasi tentang pengelolaan tambang dengan
baik, menyebabkan banyak dampak buruk yang dihasilkan. Walaupun sekarang tidak
terlalu terasa, namun beberapa tahun lagi dampak pengelolaan tambang yang salah
bisa mengganggu stabilitas ekosistem.
Perlunya usaha-usaha yang dilakukan
dari sekarang untuk mengatasi pengelolaan tambang yang salah. Mulai dari
sosialisasi sampai tindakan nyata. Sehingga diharap keseimbangan alam akan
terjaga.
1.
Tujuan
Penelitian
· Mengetahui bahan galian batubara
· Mengetahui dampak pengelolaan tambang batubara, dan
· Mengetahui solusi untuk mengatasinya.
2.
Rumusan
Masalah
· Apa yang di maksud bahan galian batubara?
· Apa dampak penambangan batubara terhadap lingkungan?
· Apa saja usaha-usaha yang dapat mengurangi dampak pertambangan?
2.
PEMBAHASAN
2.1
BAHAN GALIAN BATUBARA
1. Pengertian Bahan Galian Batu Bara
Bahan Galian Batubara adalah bahan
galian yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang terperangkap dalam sedimen dan
dapat dipergunakan sebagai bahan baker, Jenis sedimen ini terperangkap dan
mengalami perubahan material organik akibat timbunan (burial) dan diagenesa.
Batubara awalnya merupakan bahan
organik yang terakumulasi dalam rawa-rawa yang dinamakan peat. Pembentukan
batubara memerlukan kondisi-kondisi tertentu dan hanya terjadi pada era-era
tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman karbon kira-kira 340 juta tahun yang
lalu adalah masa pembentukan Batubara
yang paling produktif.
2. Materi Pembentuk Batubara
Hampir seluruh pembentuk batubara
berasal dari tumbuhan, jenis-jenis tumbuhan pembentuk Batubara dan umurnya
menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
a. Alga, dari zaman prekambrium
hingga ordovisium dan bersel tunggal sangat sedikit endapan batubara dari
periode ini Silofita, Dari zaman Silur hingga devon tengah merupakan turunan
dari alga. Sedikit endapan batubara dari periode ini.
b. Plirodefita, umur devon atas
hingga karbon atas. Tumbuhan pembentuknya merupakan tumbuhan tanpa bunga dan
biji serta berkembangbiak dengan spora.
c. Gimnospermae, Dari zaman permian
hingga kapur tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah,
contohnya Pinus.
d. Angiosspermae, dari zaman kapur
atas hingga kii. Jenis tumbuhan modern, buah menutupi biji, jantan dan betina
dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga secara umum
kurang terawetkan.
3. Kelas dan Jenis Batubara
Berdasarkan proses pembentukannya
yang dikontrol oleh tekanan, panas, dan waktu, umumnya batubara dibagi kedalam
lima kelas yaitu:
a. Antrasit adalah kelas batubara
tertinggi, dengan warna hitam berkilauan. (luster) metalik. Mengandung antara
86 % – 98 % unsur karbon (C) dengan kadar air kurang dari 8 %
b. Bituminus mengandung 68 – 86 %
Unsur karbon (c) dan berkadar air 8-10 % dari beratnya.
c. Subbituminus mengandung sedikit
karbon dan banyak air. Sehingga menjadi sumber panas yang kurang efisien dibanding
dengan bituminus.
d. Lignit atau batubara cokelat
adalah batubara yang sangat lunak yang mengandung air 35 – 75 % dari beratnya.
e. Gambut, berpori dan memiliki
kadar air diatas 75 % serta nilai kalori yang paling rendah.
4. Pembentukan Batubara
Proses perubahan sisa-sisa tanaman
menjadi gambut hingga batubara disebut dengan istilah pembatubaraan
(Coalification).
Ada dua proses yang terjadi yaitu :
a. Tahap Diagenetik atau biokimia
yaitu dimulai pada saat material tanaman terdeposisi, hingga lignit terbentuk.
Agen utama yang berperan dalam proses perubahan ini adalah kadar air, tingkat
oksidasi, dan gangguan biologis yang dapat menyebabkan proses pembusukan
(dekomposisi) dan kompaksi material organik serta membentuk gambut.
b. Tahap malihan atau geokimia,
meliputi proses perubahan dari lignit menjadi biuminus, dan akhirnya antrasit.
5. Sumber Daya Batubara di Indonesia
Potensi sumber daya batubara di
Indonesia sangat melimpah, terutama di pulau kalimantan dan pulau sumatera.
Batubara merupakan bahan bakar utama selain solar (diesel fuel) yang digunakan
dalam industri. Dari segi ekonomis batubara jauh lebih hemat dari pada solar
dengan perbandingan sebagai berikut: solar Rp. 0,74/kilokalori sedangkan
batubara Rp. 0.09/kilokalori. Dari segi kuantitas, batubara merupakan cadangan
energi fosil terpenting di Indonesia, Jumlahnya sangat melimpah, mencapai
puluhan milyar ton. Jumlah ini cukup untuk memasak kebutuhan energi listrik
hingga ratusan tahun kedepan.
Sayangnya Indonesia tidak mungkin
membakar habis batubara dan mengubahnya menjadi energi listrik karena selain
mengotori lingkungan melalui polutan CO2, SO2, Nox, dan CxHx, cara ini dinilai
kurang efisien dan kurang memberi nilai tambah tinggi.
6. Gasifikasi Batubara
Batubara sebaiknya tidak langsung
dibakar, akan lebih efisien jika dikonversi menjadi migas sintetis, atau bahan
petrokimia lain, yang bernilai ekonomis tinggi. Cara yang dipertimbangkan dalam
hal ini adalah gasifikasi atau penyubliman batubara.
Coal Gasification adalah sebuah
proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batubara yang mudah terbakar
(combustible gasses), setelah proses pemurnian gas-gas ini CO (karbon
monoksida), CO2 (karbon dioksida), H (hidrogen), CH4 (metana), dan N2
(nitrogen) dapat digunakan sebagai bahan bakar. Hanya dengan menggunakan
watergas atau coal gas. Gasifikasi secara nyata mempunyai tingkat emisi udara
kotoran padat, dan limbah terendah.
7. Pembersihan Batubara
Cara untuk membersihkan batubara
dari sulfur adalah dengan cara memecah batubara kebongkahan yang lebih kecil
dan mencucinya. Secara khusus bongkahan batubara tadi dimasukkan kedalam tangki
besar yang terisi air, maka batubara akan mengapung kepermukaan ketika kotoran
sulfur tenggelam.
8. Membuang Nox dari Batubara
Ketika udara yang mengandung
nitrogen dipanaskan seperti pada nyala api boller (3000°F – 1648°C), atom
nitrogen ini terpecah menjadi nitrogen oksida yang terkadang disebut dengan
Nox. Nox juga dapat dibentuk dari atom nitrogen yang terjebak dalam batubara.
Cara terbaik untuk mengurangi Nox
adalah menghindari benukan asalnya, caranya pada saat pembakaran, batubara
lebih banyak daripada udara dilubang pembakaran yang terpanas. Dibawah kondisi
ini kebanyakan oksigen terkombinasi dengan bahan bakar dari pada dengan
nitrogen. Camputan pembakaran kemudian dikirim keruang pembakaran yang kedua
dimana terdapat proses yang mirip berulang-ulang sampai semua bahan bakar habis
terbakar. Konsep ini disebut Staged Combustion karena batubara dibakar secara
bertahap.
2.2
DAMPAK PENAMBANGAN BATUBARA TERHADAP LINGKUNGAN
Seperti yang diketahui, pertambangan
batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup
parah, baik itu air, tanah, udara, dan hutan.
1. Air
Penambangan batubara secara langsung
menyebabkan pencemaran air, yaitu dari limbah pencucian batubara tersebut dalam
hal memisahkan batubara dengan sulfur. Limbah pencucian tersebut mencemari air
sungai sehingga warna air sungai menjadi keruh, asam, dan menyebabkan
pendangkalan sungai akibat endapan pencucian batubara tersebut. Limbah
pencucian batubara setelah diteliti mengandung zat-zat yang sangat berbahaya
bagi kesehatan manusia jika airnya dikonsumsi. Limbah tersebut mengandung
belerang (b), merkuri (Hg), asam slarida (HCn), mangan (Mn), asam sulfat
(H2SO4), dan timbal (Pb). Hg dan Pb merupakan logam berat yang dapat
menyebabkan penyakit kulit pada manusia seperti kanker kulit.
2. Tanah
Tidak hanya air yang tercemar, tanah
juga mengalami pencemaran akibat pertambangan batubara ini, yaitu terdapatnya
lubang-lubang besar yang tidak mungkin ditutup kembali yang menyebabkan
terjadinya kubangan air dengan kandungan asam yang sangat tinggi. Air kubangan
tersebut mengadung zat kimia seperti Fe, Mn, SO4, Hg dan Pb. Fe dan Mn dalam
jumlah banyak bersifat racun bagi tanaman yang mengakibatkan tanaman tidak
dapat berkembang dengan baik. SO4 berpengaruh pada tingkat kesuburan tanah dan
PH tanah, akibat pencemaran tanah tersebut maka tumbuhan yang ada diatasnya
akan mati.
3. Udara
Penambangan batubara menyebabkan
polusi udara, hal ini diakibatkan dari pembakaran batubara. Menghasilkan gas
nitrogen oksida yang terlihat cokelat dan juga sebagai polusi yang membentuk
acid rain (hujan asam) dan ground level ozone, yaitu tipe lain dari polusi yang
dapat membuat kotor udara.
Selain itu debu-debu hasil
pengangkatan batubara juga sangat berbahaya bagi kesehatan, yang dapat
menyebabkan timbulnya penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA), dan dalam
jangka panjang jika udara tersebut terus dihirup akan menyebabkan kanker, dan
kemungkinan bayi lahir cacat.
4. Hutan
Penambangan batubara dapat
menghancurkan sumber-sumber kehidupan rakyat karena lahan pertanian yaitu hutan
dan lahan-lahan sudah dibebaskan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan adanya
perluasan tambang sehingga mempersempit lahan usaha masyarakat, akibat
perluasan ini juga bisa menyebabkan terjadinya banjir karena hutan di wilayah
hulu yang semestinya menjadi daerah resapan aitr telah dibabat habis. Hal ini
diperparah oleh buruknya tata drainase dan rusaknya kawan hilir seperti hutan
rawa.
5. Laut
Pencemaran air laut akibat
penambangan batubara terjadi pada saat aktivitas bongkar muat dan tongkang
angkut batubara. Selain itu, pencemaran juga dapat mengganggu kehidupan hutan
mangrove dan biota yang ada di sekitar laut tersebut.
2.3
USAHA MENGURANGI DAMPAK PERTAMBANGAN
Usaha yang dapat dilakukan untuk
mengurangi dampak pertambangan batubara adalah sebagai berikut :
1. Penghentian penggunaan jalan umum
untuk aktivitas angkutan batubara mesti ada ketegasan pemerintah daerah untuk
menyetop dan menindak tegas setiap penguasaha aktivitas pertambangan ilegal
yang selama ini semakin menjamur dan penurunan terhadap dampak kerusakan
lingkungan dan sosial yang ditimbulkannya.
2. Tidak mengeluarkan perizinan baru
agar tidak menambah semrawutnya pengelolaan sumber daya alam tambang batubara,
saat ini hal yang paling mudah dan sangat mungkin untuk dilakukan adalah dengan
tidak mengeluarkan izin baru lagi. Sehingga memudahkan untuk melakukan
monitoring terhadap pertambangan batubara yang ada.
3. Penghentian pertambangan batubara
ilegal secara total, pemerintah harus melakukan penghentian pertambangan
batubara ilegal secara tegas tanpa padang bulu dan transparan.
4. Penghentian bisnis yayasan dan
koperasinya TNI – POLRI
5. Evaluasi perizinan yang telah
diberikan, dan lakukan audit lingkungan semua usaha pertambangan batubara.
6. Meninggikan standar kualitas
pengelolaan lingkungan hidup dan komitmen untuk kelestarian lingkungan hidup.
7. Pelembagaan konflik untuk
menyelesaikan persengketaan rakyat dengan perusahaan pertambangan agar tercapai
solusi yang memuaskan berbagai pihak.
8. Menyusun kebijakan strategi
pengelolaan sumber daya alam tambang.
9. Setiap perusahaan diwajibkan
mereklamasi bekas-bekas penambangan dan menjamin serta memastikan hasil
reklamasi tersebut sesuai AMDAL. Dan pihak pemerintah harus mengawasi jalannya proses
reklamasi tersebut, sehingga benar-benar yakin kalau proses reklamasi berjalan
dengan baik dan menampakkan hasil.
10. Menggunakan alat-alat
penambangan dengan berteknologi tinggi sehingga meminimalisasi dampak
lingkungan serta memperkecil angka kecelakaan dalam pertambangan batubara
tersebut.
3.
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Batubara adalah bahan galian yang
terbentuk dari sisa tumbuhan sebagai bahan bakar. Materi pembentuk Batubara
adalah Alga, Silofita, Pteridofita, Gimnospermae, dan Angiospermae. Kelas dan
Jenis batubara yaitu :
1. Antrasit
2. Bituminus
3. Sub bituminus
4. Lignit
5. Gambut
Pembentukan batubara dapat terjadi
secara diagnetik atau biokimia dan tahap malihan atau geokimia. Sumber daya
batubara di Indonesia jumlahnya sangat melimpah seperti di Kalimantan Selatan
yang cukup untuk pasokan energi beberapa tahun kedepan.
Gasifikasi Batubara adalah sebuah
proses untuk merubah batubara padat menjadi gas batubara yang mudah terbakar.
Pembersihan batubara dapat dilakukan dengan memcahnya menjadi
bongkahan-bongkahan kecil dan dicuci dengan air didalam sbuah tangki besar.
Membuang Nox dari batubara dapat
dilakukan dengan cara staged Combustion. Dampak penambangan batubara adalah
kerusakan terhadap lingkungan yaitu air, udara, tanah, hutan dan laut. Usaha
mengurangi dampak pertambangan bisa di upayakan oleh pemerintah maupun pihak
perusahaan.
3.2
SARAN
Agar pemerintah lebih mengoptimalkan
dan mensosialisasikan tentang AMDAL, sehingga para penambang lebih
memperhatikan dampak lingkungan dari pada keuntungan semata. Diharap juga
pemerintah lebih tegas menindak para penambang yang terbukti melanggar
peraturan penambangan agar para penambang terutama perusahaan-perusahaan
menggunakan teknologi yang ramah lingkungan sehingga dapat meminimalkan dampak
lingkungan dan resiko kecelakaan. Diharap dengan penambang yang bertanggung
jawab terhadap reklamasi lahan bekas penambangan, sehingga pada akhirnya tidak
mengganggu keseimbangan lingkungan.
0 komentar:
Posting Komentar