Kamis, 31 Desember 2015



2015
Tak terasa 2015 sudah di penghujung tahun dan besok kita akan bertemu dengan 2016. Selama satu tahun terakhir ini banyak banget yang sudah aku lalui. Tak selalu mulus, tapi banyak manisnya ngutip dari salah satu member idol grup

Padahal baru ajah kemarin merayakan pergantian tahun, eh sekarang akan melakukan hal yang sama seperti tahun kemarin. Seperti debu yang ditiup angin yang mana akan menghilang seketika.

Aku sadar di tahun 2015 ini banyak banget yang sudah aku lalui. Tawa, senang, bahagia, sedih, sakit hati, air mata sudah tak terhitung berapa kali aku keluarkan. Dan di tahun ini juga adalah penentu kemanakah masa depanku. Sungguh tahun ini memang berat.

Di awal tahun, aku harus menghadapi bagaimana menjadi seorang penulis naskah drama untuk pementasan drama sekolah. Sudah aku buat dengan semenarik mungkin, eh tak dipakai kecewa dan marah banget sih ya sudah mungkin ceritaku terlalu sulit. Try Out pertama yang mendebarkan namun dengan hasil yang memuaskan. Disusul dengan UAS, UJI KOMPETENSI dan Ujian Praktek yang tak kalah memuaskan.
Memasuki Try Out kedua, anjlok tuh hasil aku dalam menaklukan soal demi soal, mengecewakan sih apalagi melihat teman yang lain justru naik dari hasil Try Out awal, ya meskiupun turunnya hanya beberapa nilai.
Dan tiba saatnya, hasil belajar aku selama Tiga tahun mengenyam pendidikan tingkat Kejuruan ditentukan hanya dalam waktu Empat hari. Selama itu aku berjuang sekuat tenaga, berdoa dengan sungguh agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Dan keluarlah surat yang bertuliskan LULUS namun dengan hasil yang tidak sesuai dengan harapan. Kali ini jelas sangat mengecewakan, sepertinya usahaku untuk menaklukan soal UN kurang bergairah.

Lupakan UN. Namun ada yang lebih menyakitkan lagi selain hasil UN, bahkan masih terasa hingga sekarang mungkin hingga tahun depan, ialah PERPISAHAN. Jelas semua orang di dunia ini tidak akan sanggup dengan namanya perpisahan. Kenapa harus ada pertemuan jika diakhiri dengan perpisahan? Tiga tahun aku lalui bersama dengan teman satu kelasku, dari pertama kita bertemu yang dimana saat itu masih jaim-jaimnya, merasakan bersama panas perihnya pendidikan LPDDS-BASECAMPE, tawa bahagia bersama selama tiga tahun, itu semua akan berakhir dengan yang namanya perpisahan. Pada hari itu semua harapan, suka, duka berkumpul jadi satu dan di lambangkan dengan Mendali Orange Segi Lima. Dan di tengah-tengah acara, sebuah kejutan yang tidak akan pernah kami lupakan datang, yaitu salah satu teman sekelasku XII TOI 2  mendapatkan juara umum peringkat pertama selama semester terakhir. Jelas ini sangat mengejutkan bagi kami, yang dimana kelas kami selalu diremehkan dengan kelas lainnya terutama dalam hal akademik, padahal kenyataannya kelas kami bisa menjdi yang terbaik bahkan terbaik dari yang terbaik.

Dipertengahan tahun aku mengikuti tes untuk masuk diperguruan tinggi negeri. Sama halnya dengan UN, aku  harus berjuang dan belajar dengan sungguh-sungguh agar aku bisa ditrima. Banyak berdoa namun tetap hasilnya belum sesuai dengan apa yang kuharapakan, aku gagal dalam tes tersebut dan itu artinya tahun ini aku tidak berkesempatan untuk melanjutkan pendidikanku ke tingkat yang lebih tinggi. Ditahun ini juga, selain aku mencoba mengikuti tes masuk perguruan tinggi aku juga mengikuti tes untk masuk di perusahaan, jelas karena aku lulusan SMK yang siap untuk bekerja. Sudah banyak aku mengikuti tes di perusahaan, mulai dari yang didalam kota bahan unutk yang ditempatkan di luar kota. Dan hasilnya pun sama, tidak ada satu pun yang menerimaku, ya sudahlah mungkin ini belum rezekinya.

Suatu ketika aku coba-coba mengikuti tes untuk bekerja disalah satu perusahaan retail. Aku menaruh lamaran, dan sorenya aku dipanggl untuk tes tulis dan wawancara, dan tak pernah ku duga sebelumnya aku lolos dan berhak untuk mengikuti Treineing selama 10 hari. Apakah ini adalah awal masa depanku, entahalah pekerjaan ini akan ku jadikan sebagai batu loncatan dan titik awal dari masa depanku. Berhubung aku bekerja di perusahaan retail yang harus mau ditempatkan dimana saja, setelah lulus Treineing, aku langsung mendapatkan tugas untuk ditempatkan diluar kota tempat tinggalku. Ya mau tidak mau aku harus melaksanakannya, meskipun jaraknya jauh. Diawal-awal memang berat, setiap hari harus bolak-balik ke luar kota. Namun dengan berjalannya waktu aku mulai betah bekerja disana dengan orang-orang sana yang beda adat namun tetap seru.
Beberapa bulan aku bekerja diluar kota yang sudah betah nyaman disana, eh aku harus dipindah di tempat yang tidak terlalu jauh dari tempat tinggalku, ya meskipun ini merupakan keinginanku juga untuk pindah. Dan kepindahanku ini sepertinya salah strategi, hingga detik ini aku belum sepenuhnya merasa betah dan nyaman. Disana juga aku haru banyak-banyak bersabar dengan para senior-seniornya, banyak sekali rintangan dan cobaan yang haru aku lalui dtempat kerjaku yang ini, mulai dari yang masalah sepele hingga masalah yang harus mengeluarkan uang untuk menyelesaikannya. Akhir tahun yang berat dan banyak-banyak bersabar.

Seperti itulah perjalananku dari awal tahun hingga sekarang yang sudah dipenghujung tahun. Semuanya adalah usaha kita dan perjuangan kita, meskipun tahun ini tahun yang berat. Apapun hasilnya, hargailah karena semua itu adalah usaha dan kerja keras kita.

Harapan


Tentu, semua orang pasti mempunyai mimpi dan harapan. Dan di tahun 2016 yakinlah kita bisa melampaui diri kita bahwa kita bisa mewujudkan mimpi kita dengan jerih payah dan usaha kita sesuai dengan apa yang kita bisa. Dan percayalah kegagalan hari ini adalah kesuksesan hari esok.

Selasa, 15 Desember 2015


Cerita ini dimulai ketika kami telah menyelesaikan ujian akhir semester yang akan menjadi ujian akhir semester kami karena semester depan sudah tidak ada lagi ujian tersebut. Sepuluh hari kami lalui untuk menyelesaikan ujian tersebut, kami juga harus merelakan waktu kami untuk memahami materi demi materi yang sudah diajarkan oleh guru kami yang hanya lebih kurang dua bulan kami menerimanya. Entah apakah dua bulan adalah waktu yang cukup untuk memahami materi yang begitu menumpuk seperti gunung, tetap mau tidak mau kami harus memahaminya. Setelah sepuluh hari kami melewati panas, perih, pusing hingga otak mengebul, akhrinya ujian akhir semester selsai juga.
Beberapa hari setelahnya aku mempunyai rencana  untuk membayar perjuangan kami dalam ujian akhir semester, rencana yang akan menguji seberapa besar kekompakan persahabatan kita. Dan setelah aku memberitahu rencana tersebut kepada semuanya, cukup banyak yang merespon rencanaku ini, aku yakin rencana ini akan berjalan dengan sukses. Namun apa sih sebenarnya recananya? Adalah sebuah perjalanan sederhana, menusuri sebuah bukit yang akan menjadi saksi seberapa besar persahabatan kita.
Matahari mulai menampakan diri dan mulai melaksanakan tugasnya, hari yang cerah ini akan sangat bermakna dan berkesan untuk aku dan kita semua. Setelah semuanya kumpul, kami berdoa semoga perjalanan ini lancar, sukses dan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kami langsung menuju ke lokasi dangan menaiki angkutan umum, entah karena saking asiknya kami mengobrol dimobil, kami kelewatan dengan lokasi tempat turun kami yang jaraknya cukup jauh, alhasil kami harus berjalan kaki untuk sampai di tempat tujuan.
Setelah sampai ditempat tujuan, kami langsung bersiap-siap agar sampai ke bukit tujuan kami. Awal perjalanan, kami melewati pemukiman penduduk setempat, setelah itu kami langsung melewati persawahan yang cukup luas. Di awal perjalanan kami juga harus menaiki lahan yang ditanami singkong, kacang dsb, awal yang melelahkan. Setelah sampai di atas, kami terbayar akan pemandangan yang begitu luar biasa, melihat sebuah perusahaan dari tempat yang tinggi semuanya terlihat sangat jelas. Namun perjalanan kami belum berakhir sampai sini, ini masih awal untuk menuju bukit yang akan kami tuju. Dari titik atas, kami harus turun untuk menuju jalan utama ke bukit tersebut. Tidak mudah untuk kami turun, tanahnya penuh batu dan sangat curam, jika sedikit saja kami tidak hati-hati maka akan langsung tergelincir kebawah. Seperti aku, padahal aku sangat hati-hati menuruninya, bahkan aku lebih memilih jongkok untuk turun, namun tetap aku tergelincir hingga sampai bawah. Yang lainnya pun ada yang lebih memilih menuruninya dengan cara lari dengan cepat, ada juga yang dari atas hingga bawah jongkok, perjuangan yang penuh kerja keras.
Setelah semuanya turun kami langsung berjalan menusuri jalan utama. Ditengah perjalanan kami terpisah, beberapa dari kami yang berjalan dibarisan belakang menuju jalan yang salah, alhasih salah satu dari kami harus menjemputnya. kami juga menelfonnya, namun karena sinyal yang lemah, komunikasi ditelfon pun tidak jelas. Sambil menunggu teman kami yang terpisah, kami beristirahat sejenak melepas penat. Ini belum setengah dari perjalan kami menuju bukit, padahal tenaga kami sudah terkuras habis. Banyak juga dari kami yang ingin mengakhiri perjalanan ini karena sudah tidak sanggup berjalan. Aku tidak mau mereka berhenti sampai sini, ini masih awal masih panjang perjalanan kita untuk sampai di bukit yang kita rencanakan. Aku meminta kepada mereka agar tidak berhenti sampai sini, jika berhenti kasihan yang sangat bersemangat untuk sampai puncak bukit yang  mungkin ini adalah terakhir kalinya kita semua kesini. Akhrinya mereka pun mau dan ingin melanjutkan perjalan ini hingga puncak bukit.
Beberapa teman kami yang tadi terpisah akhirnya bisa bertemu dangan kami lagi, mereka salah jalan hingga bisa terpisah seperti ini. mereka langsung beristirahat dan memakan makanan yang mereka bawa. Segera kami melanjutkan perjalanan,  dan kali ini mereka yang tai salah jalan memilih untuk berada dibarisan depan agar tidak salah jalan lagi. Diperjalanan pun kami bersanda gurau dengan yang lainnya, tak lupa juga kami berfotoria bahkan hingga setiap langkah. Rasa capek dan lelah perlahan hilang dengan kecerian dan tawa dari bibir yang kami keluarkan, dengan seperti ini perjalanan jauh pun tidak terasa.
Waktu menunjukan dua belas lebih, artinya dzuhur pun tiba dan saat itu pun kami tiba di musholah di suatu desa. Kami semua beristirahat meluruskan kaki dan melepaskan penat, air es pun menemani istirahat ini yang kebetulan ada warung yang dekat dengan masjid tersebut.ada juga yang membasuh tubuh mereka dikamar mandi musholah agar terlihat lebih segar. Musholah yang kami singgahi ini menandakan kalau kita sudah setengah perjalanan untuk mencapai puncak bukit yang kami rencanakan. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami melihat sebuah menara yang dari bawah terlihat sangat kecil, disanalah tujuan utama kami. Sangat jau memang, tapi dengan nekad dan semangat empat lima kami, kami yakin bisa sampai ke atas sana.
Kami segera melanjutkan perjalan agar ketika sampai di puncak tidak terlalu sore. Dan ini lah perjalanan yang sesungguhnya, menaiki sebuah bukit dengan bermodalkan tekad dan kebersamaan yang kami punya. Kami tiba di warung ditengah-tengah bukit, kami berhenti sejenak untuk beristirahat. Pada salah satu pohon terdapat papan yang bertuliskan puncak cupang beberapa meter lagi, aku tidak ingat jelas berapa tepatnya. Setelah semua selesai istirahat, kami segera melanjutkan perjalan yang mana kali ini rutenya adalah menaiki anak tangga yang tidak tau seberapa banyak anak tangganya.  Desah nafas kami semakin kencang dan tidak beraturan menandakan apakah kami sudah tidak kuat untuk menaikinya, terkadang aku juga berhenti sejenak karena tidak kuat menaiki anak tangga ini. ditengah perjalan menaiki anak tangga, kami bertemu dengan anak-anak perempuan yang kalau dari penampilannya terlihat masih SMP, mulai deh para cowo mengelarkan virus modusnya. Aku dan yang lainnya menghiraukan mereka dan lebih memilih untuk melanjutkan perjalanan.
Aku melihat kebelakang, hanya ada aku dan dua teman lain dan satu orang berada didepanku, kemanakah yang lainnya? Apakah mereka berhenti ditengah jalan? Jujur aku juga sudah tidak sanggup untuk menaiki anak tangga tersebut, jikalau aku tidak ingin menjadi orang pertama yang sampai di puncak bukit mungkin aku akan mengikuti seperti mereka yang masih dibelakang. Nafasku dan kaki sudah taidak sanggup untuk melangkah, pikiranku punsudah tidak sanggup, mungkin ini juga dirasakan oleh yang lain. Dan pada akihrnya, setelah perjalan yang sangat panjang, panas, perih, capek, lelah, sampailah pada anak tangga yang terakhir dengan rasa lelah yang bercampur dengan senang. Sebelum aku sampai diatas, dua teman ku pun sudah tiba terlelbih dahulu, setelah itu aku dan yang lainnya menyusul.
Lelah, capek, panas, perihh semuanya terbayar ketika kami semua menginjakkan kaki di puncak bukit yang kami rencanakan. Dari atas sini semua terlihat sangat jelas. Jika di musholah yang tadi kami singgah untuk beristirahat melihat menara, maka dari atas sini kami berdiri disebelah menara  melihat musholah tersebut. Pemandangan karya Tuhan Yang Maha Esa pun sangat luar biasa dan sangat indah karena di depan mata kami melihat dua bukit yang berdekatan yang sangat indah dan luar biasa, tempat awal yang tadi kami kelewatan pun terliht dari atas sini. Terbayar sudah perjuangan kami agar bisa sampai diatas sini dengan pemandangan yang sangat luar biasa dan udara yang masih segar yang jauh dari asap kendaraan.
Akhirnya perjalanan kami agar bisa sampai di bukit ini tercapai juga. Yang dimana, ketika di awal-awal perjalanan ada yang tidak sanggup untuk melanjutkan perjalanan, dan ada juga yang tersesat, namun semua itu terbayar sudah ketika kami sudah sampai di atas sini.
Karena persahabatan itu bukan dengan harta ataupun materi melainkan dengan kebersamaan dan kekompakan kita untuk mencapai satu tujuan seperti halnya perjalanan ini.