Senin, 25 April 2016


Malam ini akan ku jadikan sebagai malam yang paling istimewa dan tidak akan pernah terlupakan. Aku berencana mengajak Seli untuk makan malam di suatu tempat yang sudah aku persiapkan se istimewa mungkin, aku sengaja tidak memberi tau dimana lokasinya, akan ku jadikan ini sebagai kejutan di Anniversery aku dan Seli yang ke 4 bulan.

“kita ada dimana sih? Udah jalan jauh ko ngga nyampe-nyampe” Seli penasaran. Matanya tertutup oleh sehelai kain.

“entar kamu juga tau kita dimana” jawab Yono

Mereka pun sampai di suatu tempat yang sudah Yono persiapkan.

“kita sudah sampai. Dalam hitungan ke tiga setelah aku buka ikatan kainnya kamu boleh buka mata, ingat jangan langsung buka mata, mengerti?” suruh Yono

“siap, tapi cepat aku sudah penasaran sebenarnya kita ada dimana?”

Yono membuka ikatan mata Seli “satu dua tiga”

Seli membuka mata dan terkujut melihat apa yang ada didepannya saat ini “aku ngga nyangka kamu bisa menyiapkan semua ini. aku ngga tau harus ngomong apa lagi”

“semua ini aku persiapkan untuk perayaan Anniversery 4 bulan kita. Kamu ingat kan?”

“tentu aku ingat dan aku tidak menyangka kamu nglakuin semua ini”

Kini mereka berdua menikmati indahnya malam yang dihiasi jutaan bintang yang berkilau disetiap detiknya. Bintang pun akan menjadi saksi hari jadi mereka yang ke-4 bulan. Yono dan Seli sangat menikmati makan malam ini, mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

***

Ketika di jalan Yono tidak sengaja menabrak seorang cewe yang mungkin bagi Yono orang tersebut bukan siapa-siapa
“maaf ngga sengaja”
“loh Yono kan?”
Cewe tersebut mengenali Yono, namun Yono lupa dan tidak ingat dengan dia. Dia adalah Fitri temen Yono ketika ia SMP dulu, mereka berbincang dan mengenang masa lalu mereka. Tak jauh dari tempat mereka berbicara, Seli melihat Yono sedang mengobrol dengan seorang cewe yang tidak ia kenal. Seli langsung menghampiri mereka. Seli bukan tipe cewe yang cemburuan, seperti sekarang ketika Yono sedang mengobrol dengan cewe lain. Awalnya yono terkejut dengan datagnya Seli yang tiba-tiba, ia berfikir apakah Seli akan marah-marah sama seperti kebanyakan cewe lainnya. Dan ternyata dugaan Yono salah, justru Seli bersikap pada cewe tersebut dan mengajaknya untuk berkenalan.
“perkenalkan, gue Seli. Cewenya Yono. (menjulurkan tangan)”
“Fitri. Teman Yono ketika SMP” bals Fitri dengan tegas
“udah waktunya makan siang, kita bareng ajah yuk” ajak Seli
“terima kasih. Kebetulan aku mau ke perpustakan dulu ada buku yang mau gue cari. Kalau begitu gue duluan yah”
Yono bertanya kepada Seli, mengapa dia tidak cemburu melihat Yono akrab dengan Fitri. Apakah diaa sudah tidak menyukai dirinya lagi. Seli membantah, jelas dirinya bukan tipe orang yang cemburuan, apalagi dengan Fitri yang tidak lain adalah teman ketika Yono masih SMP.

***
Hari ini jadwal kuliahku dengan Seli berbeda, oleh karena itu aku tidak bisa pulang bareng dengannya, aku lebih dulu pulang. Awalnya aku akan menunggu Seli hingga ia jam kuliah berakhir, namun Seli menolaknya. Ia kasihan melihat aku yang harus menunggunya hingga larut malam, ia menyuruhku untuk pulang lebih dulu. Dengan berat hati aku pun pulang lebih dulu dan terpaksa harus meninggalkan Seli di kampus.
Ketika dalam perjalanan pulang, aku melihat Fitri yang sedang menunggu sesuatu aku pun segera menghampirinya.
“Fitri, sedang apa kamu disini?”
“gue sedang menunggu supir gue, tapi ko ngga datang-datang yah” jawab Fitri lemas
“bagaimana kalau aku antar kamu pulang, kebutulan rumah kita searahkan”
“makasih. Lebih baik aku nungguin supir gue ajah mungkin bentar lagi dia datang”
“terus kalau tidak datang juga bagaimana. Sudah kamu bareng aku saja”
Fitri pun menerima ajakan Yono
Duh ko aku deg-degan gini yah, kenceng banget lagi sama seperti ketika aku menembak Seli untuk pertma kalinya rasanya seperti ngga karuan begitu. Tiba-tiba Yono pun tidak fokus mengendarai sepeda motornya, dari arah berlawanan ada tukang baso yang sedang berkeliling, Yono pun hampir saja menabraknya jika Fitri tidak berteriak untuk mengingatkan Yono. Tanpa sadar Fitri pun memeluk tubuh Yono karena panik. Tukang bakso langsung memarahi Yono, karena hampir saja ia ditabrak oleh Yono. Yono segera meminta maaf kepada Tukang bakso tersebut. Yono pun menyuruh Fitri untuk melepaskan pelukannya, Fitri langsung melepaskan peukannya dari tubuh Yono dan ia pun merasa malu. Dalam hati Yono pun berkata
“gila cewe secantik Fitri tiba-tiba memeluk aku yang tidak ada angin tidak ada hujan, sepertinya aku harus berteria kasih kepada Tukang bakso tadi”

***
Berhubung waktu belum terlalu sore, aku memberanikan diri untuk mengajak Fitri jalan, dan entah kenapa Fitri pun kembali menerima ajakanku. Kebetulan hari ini ada film bagus yang konon katanya ceritanya sangat romatis sekali. Aku langsung membeli tiket untuk ku dan Fitri, kami pun langsung menonton film tersebut.
Setelah keluar dari bioskop, Fitri masih sedih dengan cerita film tadi. Maklum perasaan cewe jauh lebih dalam dibandingkan dengan cowo. Aku tidak tega melihatnya sedih terus seperti ini, aku ajak dia untuk jalan-jalan dan sambil mencari makan.
Waktu pun semakin malam. Setelah mencari makan, aku langsung mengantarkan Fitri untuk pulang. Ketika dijalan dan saat sedang lampu merah, Seli melihat Yono dan Fitri yang tepat berada didepannya. Seli mulai kesal dengan Yono, ia lebih memilih jalan dengan Fitri dibandingkan menjemput dirinya. Seli segera mengambil gambar mereka berdua sebgai bukti.

“awas ajah kamu, Yono rupanya kamu bermain-main dibelakangku”  kata Fitri kesal

***
Setelah mengantarkan Fitri pulang hingga ke rumahnya, Yono pun masih kefikiran dengan Fitri bahkan hingga dia sudah berada di dalam kamarnya.
Aku masih sajah kefikiran Fitri, dan hati ini pun masih sajah berdebar-debar. Rasanya sama persisi ketika aku mengajak jalan dengan Seli untuk pertama kalinya dan seperti ini lah rasanya ngga karuan dan susah untuk dijelaskan. Apa aku naksir sama Fitri? Hust aku mikir apa sih. Jelas-jelas aku ini masih cowony Seli dan sampai kapan pun masih tetap. Ya mungkin ini hanya perasaanku sebagai seorang teman terhadap Fitri yang sudah lama tidak bertemu.

***
Hari ini Seli menjakku untuk makan siang di tempat biasa dan ada sesuatu yang akan diomongin. Duh ko aku jadi penasaran yah apa yang akan diomongin oleh Seli. Kami memesan makanan seperti biasa, tiba-tiba Seli langsung ngomong serius denganku seperti aku akan diintrogasi sajah.
“untung sajah hari ini jadwal kuliah kita sama jadi kita bisa makan siang bareng, ngga kaya kemarin kamu pulang lebih dulu” ujar Seli dengan nada menyindir
“iah kamu benar sel”
“oh ya. Setelah pulang kulia kemarin kamu kemana, ko ngga ngabarin aku? Apa kamu langsung pulang?”
Dalam hati Yono “duh mati deh aku, kalau aku bilang kemarin aku jalan sama Fitri pasti Fitri marah banget. Aku juga lupa lagi kemarin ngga ngecharge hp jadi aku ngga bisa ngabarin Seli gara-gara hp-ku mati. Duh aku harus ngomong apa?”
“ko diam? Kenapa kamu kemarin ngga ngabarin aku, aku cemas takutnya kan kenapa-kenapa”
“kemarin batrei hp ku low jadi ngga sempat ngasih kabar ke kamu” jawab Yono gugup
“oh batreinya low, ok. oh ya tadi malem pas aku di jalan mau pulang aku ambil gambar ini, liat deh” (mengasihkan hp ke Yono)
Yono terkejut
Dalam hati Yono “mati deh aku. Kenapa Seli bisa dapet gambar ini, apa jangan-jangan Seli ngikutin aku. Ketahuan deh kalau tadi malam aku jalan sama Fitri”
“kenapa terkejut dengan gambar itu, aku ngga nyangka yah cowo sebaik dan sepolos kamu bisa-bisanya main dibelakangku”
“ngga sel, ini semua tidak seperti apa yang kamu lihat. Aku bisa jelasin semuanya”
“maksud kamu mata aku ini salah ngliat orang, udah jelas-jelas ada ada buktinya masih saja ngeles. Udah deh aku males ngladenin kamu” pergi
Menarik tangan Seli “aku bisa jelasin apa yang terjadi semalem”
“ apa lagi sih yang mau kamu jelasin Yon, semuanya sudah jelas. Lepasin tangan aku, aku bilang lepasin Yon. Aku ngga nyangka kamu bisa menyakiti perasaanku seperti ini. lepasin tangan aku, aku butuh sendiri” pergi
Melepaskan tangan Seli
Yono kesal
Kenapa bisa seperti ini, aku ngga bermaksud nyikitin perasaan kamu Sel. Huaahhh
Bersambung....