Sabtu, 22 November 2014

Manager dan Tukang Siomay

contoh cerpen remaja 
karya Muchammad Hamzah

Kring... kring... (suara telfon bunyi)
“hallo dengan Teger Wijaya apa ada yang bisa saya bantu?”. Pak Tegar
“iyak pak, ini saya Anita. Saya mau mengingatkan kalau 10 menit lagi bapak ada meeting dengan client dari Surabaya”. Anita (sekretaris Pak Tegar)
“iya baik saya segera bersiap-siap”. Pak Tegar
10 menit kemudian Pak Tegar langsung menemui client untuk membahas tentang kerjasamanya.
“terimakasih Pak atas kerjasamanya, kami akann berusha semaksimal mungkin untuk proyek ini”. Pak Tegar
“iyah sama-sama kami juga sangat berterimakasih bisa bekerjasama dengan perusahaan anda. Kalau begitu kami permisi”. Pak Cipto (client dari Surabaya)
Setelah melakukan meeting dengan client Pak Tegar langsung mendapat telfon dari sekretarisnya. Kring... kring...
“iyah Anita?”. Pak Tegar
“pak saya hanya ingin mengingatkan bahwa ada file-file yang harus ditandatangani oleh bapak. Apa bapak bisa datang ke kantor sekarang juga?”. Anita
Tentu. Saya langsung ke kantor sekarang juga”. Pak Tegar
“baiklah Pak. Kami akan menunggu kedatangan bapak”. Anita
Pak Tegar langsung menuju kantor untuk menandatangani file-file perusahaan
***

“ini pak file-file yang harus ditandatangani oeh bapak”. Anita
“iyah terimakasih Anita. Taruh sajah file-filenya disitu”. Pak Tegar
“baiklah Pak, kalau begitu saya permisi”. Anita
“iyah silahkan”. Pak Teguh
Beginilah kalau kerja apalagi menjadi seorang manajer perusahaan. Perkenalkan nama saya Tegar Wijayaseorang menejer disalah satu perusahaan di Jakarta. Setiap harinya saya selalu disibukkan dengan berbagai pekerjaan bahkan dalam 1 bulan setidaknya saya harus pergi ke luar kota untuk melaksanakan tugas diluar Jakarta.
Kring...
“iyah Anita?”. Pak Tegar
“maaf Pak saya hanya ingin mengingatkan kalau 10 menit lagi Pak Tegar harus memimpin meeting dengan client dari restoran Kitchen Life”. Anita
“baiklah terimakasih Anita”. Pak Tegar
“iyah Pak sama-sama”. Anita

***
        Ketika Pak Tegar sedang menuju tempat meeting. Tiba-tiba ditengah jalan tidak sengaja ia menabrak tukang siomay hingga tukang siomay tersebut luka-luka.
“brengsek! Kenapa harus menabrak orang segala? (keluar dari mobil) bapak kalau menyebrang liat-liat jalan dong?”. Pak Tegar
“maafkan saya, saya tidak melihat jalan”. Tukang Siomay
Tiba-tiba warga menghampiri kecelakaan tersebut
“ wah mas tidak bisa begitu dong. Bapak ini sampai berdarah seperti itu gara-gara mas. Tanggung jawab dong mas”. Warga
“bukannya saya tidak mau bertanggung jawab, namun sekarang saya ada meeting penting yang tidak bisa saya tinggal”. Pak Tegar
“alah alasan sajah. Jangan begitu dong mas”. Warga
“ok ok!( dengan nada kesal) saya akan bertanggung jawab. Saya akan bawa bapak inike rumah sakit”. Pak Tegar
“nah begitu dong mas tanggung jawab”. Warga
“tidak perlu bawa say ke rumah sakit. Lebih baik saya dirumah saja”. Tukang Siomay
“tapi Pak, luka-luka ini perlu perawatan khusus dari dokter”. Pak Tegar
“tidak perlu, biar istri saya yang merawat luka-luka ini”. tukang Siomay
“ok!ok! saya akan bawa bapak ke rumah bapak dan saya juga akan panggilkan dokter untuk mengobati luka bapak”. Pak Tegar
“tapi bagaimana dengan gerobak saya?”. Tukang Siomay
“biar anak buah saya yang akan membawa gerobak bapak ke rumah bapak. Ayo Pak tolong angkatin bapak ini ke mobil saya”. Pak Tegar
“iyah-iyah mas”. Warga
“makasih yah mas, kalau begitu saya permisi dulu”. Pak Tegar
“iya-iya mas. Hati-hati mas”. Warga
“Anita! Tolong cancel meeting saya dengan client siang ini. saat ini saya ada urusan yang lebih besar dan penting”. Pak Tegar
“tapi Pak kenapa mendadak seperti ini?”. anita
“sudah yang penting kamu atur kembali schedule meeting saya dengan client tapi tidak hari ini. terserah kamu saja yang penting tidak hari ini”. pak Tegar
“baiklah Pak saya akan atur kembali schedule bapak”. Anita
“ya sudah. Terimakasih Anita”. Pak Tegar
“iyah pak sama-sama”. Anita

***
Setibanya di rumah tukang siomay, aku terkejut melihat keadaan rumahnya, berada dipemukiman kumuh yang jauh dari kota. Bernaung dibawah usia yang sudah dimakan usia, dindingnya pun bukan dari tembok bata, melainkan dari geribig reyot yang sudah lapuk. Begitu juga dengan kondisi atapnya, banyak yang retak dan rusak. Aku tidak bisa membayangkan ketika hujan tiba, mungkin begitu dingin dan harus memikirkan percika air yang masuk kedalam rumah, akibat banyak atap yang retak. Namun aku harus prihatin dengan kondisi tukang siomay ini, toh aku kesini hanya untuk menolong dan mengantarkannya pulang bukan untuk tinggal disini.
“ibu itu ada mobil, mobil siapa?”. Anya (anak ke dua tukang siomay)
“mana ndo? (menghampiri Anya)”. Ila (istri tukang siomay)
“itu bu (menunjuk mobil Pak Tegar)”. Anya
“mengangkat dan menggendong tukang siomay)”. Pak Tegar
“astaghfi rullahal ‘adzim bapak (terkejut melihat suaminya luka-luka)”. Ila
“bapa... bapak... (sambil menangis)”. Anya
“apa yag terjadi dengan suami saya? Kenapa suami saya bisa luka-luka seperti ini?”. ila
“ceritanya panjang biar suami ibu saya bawa masuk terlebih daahulu dan diperiksa oleh dokter”. Pak Tegar
“bapak bangun Pak”. Anya
Pak Endi (tukang siomay) diobati dan diperiksa oleh dokter.
“dokter bagaimana dengan kondisi suami saya?” ila
“suami ibu baik-baik saja, hanya luka ringan mungkin dalam beberapa hari luka-lukanya akan sembuh. Kalau begitu saya permisi dulu”. Dokter
“iyah dokter terimakasih atas pertolongannya”. Pak Tegar
“mas, sebenarnya apa yang terjadi dengan suami saya?”. Ila
“sebelumnya saya minta maaf kepada ibu dan keluarga. Ketika saya berangkat ke restaurant untuk meeting, tiba-tiba saya menabarak seorang tukang  dan tukang siomay itu adalah Pak Endi, suami ibu”. Pak Tegar
“astaghfirullah hal’adzim (sambil meneteskan air mata)”. Ila
“maffkan saya, saya benar-benar tidak sengaja menabrak suami ibu”. Pak Tegar
“ibu ini juga salah bapak, bapak yang menyebrang jalan namun tidak melihat kiri-kanan”. Pak Endi
“lain kali bapak hati-hati. Ibu tidak mau terjadi sesuatu yang lebih dari ini. ila
“bapak akan lebih hati-hati lagi Bu”. Pak Endi
“bapak cepet sembuh yah”. Anya
“iyah nak, besok juga bapak pasti akan sembuh”. Pak Endi
“assalamualaikum ibu...”. usman (anak pertama Pak Endi)
“waalaikumsalam”. 
“bapak (terkejut melihat bapaknya yang luka-luka) bapak kenapa? Dan siapa bapak ini? apa jangan-jangan anda yang menyebabkan bapak saya luka-luka seperti ini?”. usman
“nak sabar nak. Bapak ini yang sudah menabrak bapak, tapi bapak ini bukan orang jahat”. Ila
“iya sayang, memang gara-gara om, bapak kamu luka-luka seperti ini, tapi om tidak bermaksud menabrak bapak kamu. Mau kah kamu memaafkan om?”. Pak Tegar
“iyah om, Usman maafin om ko”.
“makasih nak. Anak pintar”
Tiba-tiba petir menggelegar dan hujan besar pun turun.
“berhubung diluar hujan, saya permisi terlebih dahulu”. Pak Tegar
“tapi nak, diluar hujan besar”. ila
“tidak apa-apa bu, lagi pula saya bawa mobil”. Pak Tegar

“nak, meskpiun pakai mobil, hujannya sangat besar, lebih baik nak Tegar disini terlebih dahulu hingga hujan berhenti”. Pak Endi

(didalam hati Pak Tegar) ya ampun apa yang tadi aku pikirkan benar-benar terjadi. Apa ia aku harus disini terus, tapi jika aku pulang sekarang hujannya sangat besar banyak petir juga .
“baiklah saya disini dulu hingga hujan berhenti”. Pak Tegar
“ia om lebih baik om disini saja dulu sampai hujannya berhenti”. Anya
“Anya cepat ambil ember buat menadahi kebocoran”. Ila
“baik bu”. Anya
***

“silahkan diminum”. Ila
“ibu tidak usah repot-repot”.
“tidak apa-apa lagi pula ibu juga kebetulan masak singkong silahkan dicoba”
“perkenalkan nama saya Tegar Wijaya”.
“ya ampun ibu sampai lupa, nama Ibu Ila, suami ibu namanya Endi. Ini anak kedua ibu, Anya dan yang besar Usman. Anya kenalan sama Pak Tegar”.
“Anya”.
“Tegar, panggil saja mas Tegar”.
“jadi nak Tegar ini seorang manajer?”. Tanya Ila
“iyah bu. Kalau boleh tau apa setiap kali hujan rumah ini selalu bocor. Maaf kalau saya lancang”.
“iyah tak apa. Wajar kalau nak Tegar bertanya seperti itu. Beginilah kondisi keluarga kami yang jauh dari kata sederhana”.
“pekerjaan ibu sendiri?”. Tanya Tegar
“pekerjaan ibu hanya buruh cuci”.
“kenapa ibu dan bapak tidak mencari pekerjaan yang lebih dari ini gitu?”.
“karena itu hidup om. Kadang diatas kadang pula dibawah”.
“mungkin ini sudah menjadi takdir keluarga kami, sebagai penjual siomay keliling”.
“tapi takdir bisa berubah”.
“memang benar takdir bisa berubah. Yang harus nak Tegar tau, tujuan utama orang hidup di dunia ini adalah mencari kebahagiaan”.
“kebahagiaan? Apa maksud dari kebahagiaan itu?”. Tanya Tegar
“kebahagiaan dalam arti kata bahagia dalam bentuk apapun meskipun hanya setinggi pohon tauge”. Jawab Ila
“tapi apakah ibu dan keluarga sudah mendapatkan kebahagiaan tersebut?”.
“walaupun kehidupan kami serba kekurangan begini, namun kami menikmatinya. Karena kami bisa berkumpul dengan keluarga saja itu sudah bahagia”. Jawab Ila
Didalam hati Tegar “aku tersentuh mendengar apa yang diucapkan ibu. Beliau masih bisa tersenyum meskipun keadaan mereka kekurangan”.
“nak Tegar kenapa diam, apakah ada yang difikirkan?”.
“tidak ko bu, tidak ada apa-apa”.
“lantas bagaimana dengan nak Tegar sendiri?”.
“ibu, mas Tegar pastilah sudah mendapatkan kebahagiaan”.
“hust tidak boleh bicara seperti itu. Nak Tegar inget baik-baik yah pesan dari ibu, carilah kebahagian yang sesungguhya yang tertanam didalam hati nak Tegar”.

***
Kata-kata dari apa yang dibilang ibu Ila tadi membuat aku mengerti apa arti kebahagiaan yang sesungguhnya. Dan apakah aku telah mendapatkan kebahagian itu?
Tegar langsung mengambil foto ia bersama kedua orang tuanya dan adiknya.
Pah, mah, dek bagaimana kabar kalian? Tegar kangen kalian. Gara-gara Tegar terlalu sibuk dengan pekerjaan, Tegar tidak bisa menengok kalian dikampung beberapa tahun terakhir ini. Tegar janji, Tegar akan membahagiakan kalian semua. (meneteskan air mata).
Saat itu juga Tegar langsung pergi menuju kampung halamannya di Semarang untuk menemui keluarganya.
***
Tin... tin... (suara mobil)
“ndo itu suara mobil siapa di depan,coba kamu lihat!” Ratih (ibu Tegar)
“iyah mah (pergi ke teras untuk melihat siapa yang datang) mamah, ka Tegar datang”. Anti
“Anti (memeluk Anti) kakak kangen sekali sama kamu, kamu baik-baik saja kan?”. Tanya Tegar
“Anti juga kangen sama kak Tegar. Anti baik ka (melepas pelukan Tegar). Kaka kenapa baru pulang sekrang? Mamah sama bapak kangen sama kakak? Ayo kak masuk”.
Ratih pun menemui Tegar
“mamah (bersujud di kakinya) mah maafin Tegar. Sudah lama Tegar tidak pulang menengok mamah. Tegar sangat berdosa dengan mamah. Maafin Tegar mah”.
“bangun nak, sebelum kamu meminta maaf sama mamah, mamah sudah memaafkan kamu kamu terlebih dahulu, bangun nak. Sudah hapus air matamu. Pangeran mamah ko cengeng”.
“makasih mah (mencium pipinya). Bapak mana mah?”.
“assalamualaikum”. Bari (ayah Tegar)
“bapak... (memeluknya)”.
“Tegar, alhamdulillah ya Tuhan, akhinya kamu kembali ke rumah ini”.
“iyah pak. Maafin Tegar selama ini Tegar melupakan bapak dan kalian semua. Tegar banyak salah sama kalian. Maafin tegar pah”.
“Tegar dengarin bapak, kamu tidak perlu meminta maaf sama bapak dan kita semua. Bagi bapak kamu tidak salah ko, kamu tetap akan menjadi pangeran di keluarga ini”.
“sudah-sudah, kamu pasti laparkan kebetulan mamah masak makanan kesukaan kamu. Ayo kita semua makan sama-sama”.

***
Aku teringat akan kata-kata yang disampaikan untukku agar aku sadar bahwa dunia bukanlah segalanya, kebahabagian yang tulus yang bisa membuat kita bisa menjalani kerasnya hidup. Aku harus berterima kasih kepada Pak Endi dan keluarga, karena berkat mereka mungkin hingga detik ini aku belum bisa merasakan kebahagiaan seperti apa yang kurasakan saat ini.

***
Setibanya dikediaman Pak Endi, tidak ada siapapun didalamnya, hanya lampu teras yang masih menyala menerangi jalan meskipun sang surya telah menerangi dunia.
“kenapa rumahnya sepi? Tidak ada siapa-siapa lagi. Apa mereka pindah?”

Ibu-ibu datang menghampiri Tegar untuk menanyakan untuk apa ia berada disini

“mas ada perlu apa yah sama rumah ini?”. tanya ibu penasaran

“begini bu, saya mencari keluarga Pak Endi, tapi kenapa rumahnya sepi”

“beberapa minggu yang lalu Pak Endi beserta istri dan kedua anaknya pindah. Tapi ibu juga tidak tau kemana mereka pindah”

“apa ibu tau alasan mengapa mereka pindah?”

“itu juga saya kurang tau mas, kalau mas sendiri ada hubungan apa dengan keluarga Pak Endi?”

“saya saudara jauhnya”

“ouh. kalau sudah tidak ada yang tanyakan kalau begitu saya permisi dulu”

“ouh iya silahkan bu, makasih bu atas waktunya”

Kenapa mereka pindah, padahal aku belum sempat mengucapkan terimakasih pada mereka. Pak Endi, Ibu Ila, Anya, Usman kalian dimana mas Tegar kangen kalian, mas Tegar tidak akan pernah lupa akan kalimat-kalimat yang kalian ucapkan bahwa seseorang hidup di dunia bukan untuk mencari kenikmatan dunia, namun kebahagian yang datang dari hati pun harus dicari meski kecil dan sederhana tapi bernilai tinggi.


TAMAT

1 komentar:

Unknown
1 April 2022 pukul 20.15

The King Casino Online ᐈ Get 50% up to €/$100 + 50 Free Spins
Get 50% up to €/$100 septcasino + 50 나비효과 Free Spins · Visit the official site · Log in 토토 to your apr casino Casino Account · If you do not agree to https://jancasino.com/review/merit-casino/ the terms of the terms of the agreement,

Posting Komentar