Selasa, 03 November 2015

Ini kisah tentang dua orang sahabat yang sejak kecil mereka bersama namun setelah dewasa mereka harus dipisahkan oleh mimpi masing-masing. 
Namanya Vano, seorang anak yang terlahir dari keluarga yang mempunyai segalanya. Ia adalah anak dari pengusaha batubara yang terkenal dari Kalimantan. Walau ia adalah anak dari seorang pengusaha namun dia tetap hidup mandiri yang tidak seperti anak pengusaha lainnya. Vano mempunyai seorang sahabat, yang sejak kecil mereka sudah bersama bahkan ketika mereka dilahirkan pun berbarengan dihari dan tempat yang sama.
Namanya Iyan, ia adalah sahabat Vano sejak kecil. Ayah Ian bekerja pada orang tua Vano, tak heran kalau mereka berteman sejak kecil. Meskipun ayah Iyan bekerja pada orang tua Vano bukan berarti kehidupan Iyan bisa dikatakan layak, tak jarang mereka harus berhutang kepada keluarga Vano demi mencukupi kehidupan sehari-hari. 
***
Hari ini merupakan hari pertama Vano dan Iyan sekolah disalah satu SMA ternama di tempat mereka tinggal. Awalnya orang tua Iyan tidak menyetujui anaknya untuk bersekolah disekolahan tersebut sekalipun Iyan mendapatkan beasiswa dari SMP nya untuk melanjutkan ke sekolah tersebut, berkat ajakan dan keinginan Iyan untuk bersekolah sesuai dengan harapan dia, akhirnya orang tua Iyan menyetujuinya.

"akhirnya kita bisa satu sekolah lagi. aku takut kalau kita tidak bisa bareng satu sekolah lagi, pasti hidupku tidak karuan" seru Vano
"hustt ngga boleh bilang kaya gitu, walau tanpa aku kamu juga harus tetap semangat no" jawab Iyan

Ketika Iyan sedang menuju kantin, tiba-tiba siswa lain membicarakannya secara diam-diam bahkan ada yang secara langsung mengejeknya karena orang seperti Iyan tidak pantas untuk bersekolah di sekolah elit seperti itu. Iyan diledek dan dicaci maki oleh para siswa, namun dia tetap kuat dan sabar ini sudah menjadi resiko ia bersekolah di sekolah tersebut, dan datanglah Vano yang menghentikan kerisuhan tersebut, ia segera membela Iyan.

"jangan karena dia anak beasiswa disini terus kalian bisa menghina seenaknya begitu, kalian salah justru dia adalah anak yang istimewa dia pintar, baik hati, dan mandiri. Tidak seperti kalian egois, manja, ngga punya hati, kalian ngga ada apa-apa nya dibanding dia" ketus Iyan menghentikan kerisuhan, dan para siswa pun langsung bubar dan kembali ke kelas masing-masing.

"terimakasih yah no, lagi-lagi kamu menolongku. Kamu memang sahabat terbaikku" balas Iyan

Tiga tahun kemudian

Tahun ini merupakan semester terakhir Vano dan Iyan bersekolah, mereka berdua beserta siswa yang lainnya harus berjuang demi lulus dan mendapatkan hasil yang terbaik di Ujian Nasional nanti. Tahun ini juga, kebersamaan yang terjalin tiga tahun lamanya akan segera  berakhir dan tidak akan terlihat kembali, namun apakah itu berlaku bagi Vano dan Iyan yang sejak kecil mereka bersama?

Ayah Vano sudah memikirkan kemana putranya akan melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi, beliau akan memberikan sebuah kejutan untuk Vano dan juga sahabatnya Iyan setelah makan malam nanti. Sebuah makan malam yang cukup besar akan diadakan oleh keluarga Vano dikediamannya, mereka juga mengundang keluarga Iyan untuk makan malam. Setelah semua selesai makan malam dan seluruh anggota keluarga pun hadir, segeralah Pak Akbar ayah Vano memberikan sebuah kejutan untuk putranya, kejutan yang mungkin tidak akan terbayangkan olehnya.

"berhubung semuanya sudah berkumpul dan makan malam pun telah selesai, langsung saja saya akan memberikan sebuah kejutan untuk putra saya. Putra saya, Alvano Mariano Akbar adalah penerus perusahaan pertambangan Akbar grup, dan pada tahun ini ia akan menyelesaikan SMA nya, dan saya sudah memilih Universitas terbaik untuk dia. Tak lupa juga dengan Iyan Nugroho sahabat Vano sejak kecil, ia juga akan berkuliah di Universitas yang sama dengan Vano" 

Semua orang terkejut dan bergembira mendengarkan sebuah kejutan yang dilontarkan oleh ayah Vano, terutama Vano dan Iyan. Pertanyaan mereka selama ini terjawab sudah apakah mereka akan berkuliah bersama atau mereka akan berpisah untuk waktu yang lama. Kejutan ini sengaja Pak Akbar berikan untuk Vano dan Iyan, karena beliau tidak ingin persahabatan mereka terpisah. Orang tua Iyan juga tidak menyangka bahwa Pak Akbar akan memberikan segitunya untuk anak mereka, mereka sangat berterima kasih kepada Pak Akbar yang ingin membiayai pendidikan kuliah anak mereka.

***
Setelah mereka lulus Ujian Nasional dan Iyan mendapatkan nilai terbaik di sekolahnya, orang tua Iyan sangat bangga dengannya, karena ia bisa memperoleh predikat nilai tertinggi di sekolahnya. 
Pak Akbar segera menggelar acara syukuran untuk putranya beserta Iyan atas keberhasilanya dalam Ujian Nasional. Tiba-tiba sebuah kabar yang tidak mengenakan pun datang. Kabar yang mungkin tidak pernah terbayangkan oleh mereka berdua. Terdengar suara Handpone Pak Abar berbunyi dari salah satu clientnya, ia segera pergi ke tempat yang jauh dari keramaian. Melihat sang Ayah mengendap-ngendap seperti itu, Vano langsung curiga ada apa dengan Ayahnya, ia segera mengikutinya.

"Hallo" Pak Akbar menjawabnya, dan tiba-tiba Pak Akbar terkejut mendengar berita yang disampaikan oleh clientnya.
"kenapa Ayah terkejut seperti itu, apa yang sebenarnya terjadi" Vano penasaran
"jadi perusahaan yang ada di Amerika sedang mengalami masalah yang besar dan saya harus kesana" ketus Pak Akbar
Vano terkejut
"baiklah tolong siapkan tiga tiket untuk keberangkatan saya" metutup pembicaraan
Vano menghampiri Ayahnya. 
"apa maksud Ayah siapkan tiga tiket, ayah mau bawa Vano dan mamah ke Amerika? Ngga, Vano ngga mau" ketus Vano. Pak Akbar menjelaskan bahwa perusahaan yang ada di Amerika sedang mengalami masalah yang sangat besar, dan harus ia yang menanganinya sendiri yang mengharuskan keluarganya pindah ke Amerika untuk waktu yang cukup lama. 
"lalu gimana dengan kuliah Vano, Vano ngga mau kuliah disana dan jika itu terjadi itu artinya Vano harus berpisah dengan Iyan. Mana janji ayah yang katanya akan memberikan yang terbaik untuk Vano dan Iyan" ketus Vano dan pergi meninggalkannya.
Setelah acara syukuran selsai, Pak Akbar mencoba membicarakan masalah ini dengan baik-baik. Bu Akbar pun terkejut setelah mendengar apa yang dibicarakan oleh suaminya, jelas ini memang berat untuk Vano yang harus menerima akibatnya, bahwa ia akan berpisah dengan Iyan.

***
Hari ini merupakan hari terakhir vano bertemu dengan Iyan. Vano sangat kecewa sekali dengan ayahnya, namun apa boleh buat, ia pun harus menuruti apa yang sudah dikehendaki oleh ayahnya. Sebelum Vano berpisah dengan Iyan, ia berjanji selama ia berada di negeri orang ia akan selalu mengasih kabar ke Iyan beserta keluarganya.
Persahabatan yang sudah mereka jalin sejak kecil bahkan sejak mereka lahir, harus berakhir dengan tangisan perpisahan serta impian dan cita-citalah yang memisahkan mereka. Namun perpisahan ini bukanlah akhir dari persahabatan mereka, ini adalah awal untuk mereka agar menjadi orang yang lebih baik dari sekarang tanpa adanya seorang sahabat disampingnya. Dan mereka berjanji, suatu hari nanti mereka akan bertemu dengan membawa hasil jerih payah mereka selama mereka mengejar mimpi masing-masing.


 Tamat